Kamis, 27 April 2017

HIDUP SEADANYA

Penggembala tetap seperti ini...
Tak perlu berlebih melebihi hidup harkat pribadi...
Bersahabat sesuai hati nurani...
Jangan di lebih-lebihkan melebihi batas insani...

Silahkan jauhi penggebala...
jika kau jijik memandanginya...
Penggembala ikhlas dengan semua yang ada...
Walau banyak yang tidak suka...

Hidup miskin sudah biasa...
Bagiku nikmat yang kurasa...
Jalani hidup dengan Jiwa raga...
Hanya menikmati hidup dari yang KUASA...

SEPI SUNYI SENDIRI

Malam sunyi tak sesunyi jiwa dalam diri...
Sendiri merindukan belaian si jantung hati...
Hanya lamunan yang bisa di jalani...
Secangkir kopi dan sebatang rokok sebagai pelipur sepi...
Nikmati saja walau sepi sendiri...

Jauh sudah ku telusuri rongga jiwa...
Hampa terasa jiwa meronta...
Mengharap kasih sayang dari dia...
Yang pernah menghiasi hidup ini bahagia...
Tanpa nya hidup ini hampa kurasa...

Hai Bidadari pengobat sepi...
Dimanakah kau sekarang ini...
Daku menanti dikau disini...
Sampai waktu dan masa tiada lagi...
Aku menanti sampai akhir jaman ini...


RASA TAK PASTI

Luruh jiwa kelabu...
Gejolak rasa tak menentu...
Berdebar-debar di setiap waktu...
Bimbang rasa dalam rindu...
Menunggu jawaban tak pasti darimu...

Lantunan rindu...
Alunkan syair-syair nan syahdu...
Menburu rasa jiwa seroja selalu...
Mengingat bayang-bayang semu...
Dalam angan jiwa raga bagai batu...

Hai Bidadari surga
Tunjukan rasamu dalam jiwa...
Penggembala ingin menyapa...
Dapatkah cinta ku rasa...
Di dunia dan di akhirat Nya....

TERSIKSA RINDU

Terbelenggu rasa yang tiada henti...
Derita cinta yang menyiksa diri...
Dari hari ke hari rindu semakin jadi...
Melamun sepi diatas cinta bersemi...

Derita cinta menyiksa jiwa...
Terpanah asmara hendak di rasa...
Rindu menyiksa jiwa terlonta...
Berusaha menerima semua yang ada...

Kian hari kian sepi...
Merindukan dikau seorang diri...
Ingin rasanya memiliki...
Apa daya dikau jauh dari sini...

Tersiksa rindu terasa pilu...
Selalu menunggu dengan cinta membelenggu...
Harapan menyatu ingin bertemu...
Hanya engaulah yang selalu ku rindu...

LENTERA YANG HILANG

Secuil harapan yang pupus pergi...
Ku pegang tetap lepas dari jemari...
Ku panggil kau tetap berlari...
Tinggalkan daku di Rel kereta ini...

Tertunduk ku tatap gitar ku...
Hati terkoyak bibir membisu...
Pikiran gelap hitam kelabu...
Menatap kelusuan pakaian di tubuh yang lesu...

Kapan ini berakhir dari cerita hidup ku...
ingin cepat lekas berlalu...
Seperti masa kecil waktu dulu...
Indah tanpa beban dan tanpa sembilu...


Sabtu, 22 April 2017

INDAH BERSAMA NYA

Ku baca syair mu beberapa kali...
Sampai ku paham dan dapat ku mengerti...
Ku pegangi dada ini terasa sesak di hati...

Hanya air mata yang ikut menghiasi di pipi...
Sungguh sulit hidup ini tuk kita jalani...




Tapi percayalah kita tak sendiri...
Tuhan selalu bersama dan selalu menemani...
Bahkan selalu melindungi dan memberikan damai dihati...
Tinggal kita bisa menikmati atau kita mengingkari...
Tergantung diri kita dalam menyikapi...



Jalan masih panjang di depan mata...
Mari kita bertata dan berkemas jalani saja...
Kita songsong hari depan dengan ceria...
Pasti kebahagian akan kita rasa dan kita terima...
Hati bahagia jiwa raga bersukaria....

Salam




CINTA BIDADARI DESA

Hai.... Bidadari yang cantik jelita...
Paras mu cantik nan mempesona...
kecantikan mu membuat hati ku terbuai jadinya...
Walau kau gadis desa tapi tak menyurutkan ku mencinta...
Sakura Janis menyanjung hatimu sangat mulia...
Kau yang ku idola kau juga yang ku puja... 


Hai... Bidadari desa...
Ku ukir nama mu indah dalam jiwa...
Kau penyemangat hidup ku dalam berkarya...
Cinta mu membuat ku sangat bahagia...
Kau wanita solekhah yang ku impikan sejak dulu kala...
Ke indahan dan ke anggunanmu lah ku ingin kau setia...


Wahai Bidadari idaman hatiku...
Kasih sayang mu yang selalu ingin ku tunggu...
Kesabaran mu yang ku nanti sejak dulu...
Melayani dan mendampingi ku setiap waktu...
Semoga kau ikhlas menemani ku...
Insaya-Alloh surga Tuhan menunggu mu...

Salam